Dalam tiga musim terakhir, Yamaha membangun tembok pembatas di antara dua rider-nya. Hasilnya positif. Apakah strategi serupa bakal dipakai musim depan?
Dengan adanya dinding pemisah, maka boleh dikatakan bahwa dua pembalap Yamaha bekerja sendiri-sendiri. Masing-masing memiliki kru sendiri dan berhak untuk mengembangkan sendiri.
Dinding pemisah memberikan hasil baik bagi Yamaha. Tiga tahun berturut-turut, pabrikan asal Jepang ini berhasil meraih juara konstruktor. Dikutip dari situs resmi MotoGP, mereka menjadi tim pertama di ajang MotoGP yang menyabet hattrick gelar konstruktor.
Meski memberikan hasil baik, namun dinding pemisah tidak jarang mendatangkan complain dari pembalapnya. "Saya tidak suka tembok itu. Saya berharap lebih dari Rossi dari sisi manusia, daripada pertukaran pertukaran informasi teknis yang lebih besar," kata Jorge Lorenzo Agustus silam.
Musim depan, formasi pembalap Yamaha berganti. Mereka akan tampil dengan duet Lorenzo-Ben Spies.
Apakah strategi dinding pemisah kembali dipakai? "Kami menggunakan strategi tersebut selama tiga musim terakhir dan kami memenangi segalanya, jadi menurut saya pribadi tidak ada hal negatif dengan strategi itu," ujar bos Yamaha Lin Jarvis dilansir Motorcycle News.
"Dinding pemisah memungkinan pembalap dan mekanik untuk fokus dengan pekerjaannya dan sungguh penting bagi individu pembalap. Mungkin (musim depan) kami tetap memasang partisi pemisah itu," tuntas Jarvis.
Kebijakan dinding pemisah mulai digunakan Yamaha tahun 2008 untuk menjaga agar tidak ada kebocoran data antara Michelin dan Bridgestone. Ketika itu duo Yamaha Rossi dan Lorenzo menggunakan ban yang berbeda.
Di tahun 2009 ketika MotoGP menetapkan pemasok tunggal, The Doctor meminta agar dinding pemisah itu tetap diberlakukan dan itu berlangsung hingga musim ini.
0 komentar:
Posting Komentar