Senin, 06 Desember 2010

Separuh Yamaha Susul Rossi ke Ducati



Tak cuma Jeremy Burgess yang mengikuti jejak Valentino Rossi yang hengkang dari Yamaha dan berlabuh di Ducati. Hampir separuh anggota tim Yamaha memutuskan untuk kembali 'mengabdi' kepada The Doctor.
Satu untuk semua, semua untuk satu. Mungkin perumpamaan itulah yang cocok untuk menggambarkan kekompakan tim Rossi di Yamaha dulu. Saat Rossi memutuskan untuk hijrah ke Ducati, anggota tim yang lain pun menyusulnya.

Yang pertama dipastikan membuntuti Rossi adalah Jeremy Burgess, pria yang telah mendampingi Rossi selama 11 tahun dan jadi andalan di balik kesuksesan The Doctor meraup tujuh gelar juara dunia kelas primer (satu di 500cc dan enam di MotoGP).

Kini, kloter berikutnya yang menyusul Rossi telah 'berangkat'. Kloter ini berisi beberapa orang dengan berbagai posisi berbeda, mulai manajer hingga chef, yang dulu pernah bekerja dengan Rossi di Yamaha.

Diberitakan La Gazzetta dello Sport, di antara orang-orang yang mengikuti Rossi ini ada Davide Brivio, mantan manajer The Doctor di Yamaha. Brivio memang telah mengisyaratkan akan hengkang dari Yamaha pasca keputusan Rossi hijrah ke Ducati.

Selain Brivio, juga terdapat nama Michele Quarenghi (chef), Matteo Flamigni (track engineer), Alex Briggs, Bernard Ansiau, Brent Stephens dan Gary Coleman (keempatnya mekanik), Roberto Brivio dan Emanuele Mazzini (tim logistik, akan bekerja juga untuk Nicky Hayden), Max Montanari dan Emanuela Salvetti (bidang perhotelan). Sedikitnya ada 11 orang yang mengikuti Rossi hijrah ke Ducati.

"Kami mungkin perlu mereview sedikit aspek logistik, bahkan sesuatu yang mungkin paling sederhana, seperti rute yang dipakai Rossi dari truk tim ke pit," terang Team Manager Ducati, Vittoriano Guareschi, terkait masuknya sejumlah kru Rossi ke timnya ini.

"Kami perlu untuk memperluas tim asli kami. Ketika Valentino mengatakan kepada kami bahwa ia punya beberapa teman dekat yang akan meinggalkan Yamaha, kami memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mendapatkan beberapa orang di Ducati yang tahu pembalap luar dalam," sambung MotoGP Project Manager Ducati, Alessandro Cicognani.

"Kami akan memiliki sekitar 10 orang lebih banyak di tim ini tahun depan. Mereka semua telah bekerja sama dengan Rossi selama bertahun-tahun, mereka akrab dengan kapan dan bagaimana dia melakukan sesuatu," lanjut Cicognani.

Sementara Davide Brivio mengaku keputusannya hijrah ke Ducati dilatarbelakangi oleh keengganannya untuk bekerja sama dengan pembalap selain Rossi.

"Anda bertemu orang seperti Valentino hanya sekali seumur hidup. Itu pun jika Anda beruntung. Setelah Anda bekerja bersamanya, akan sangat sulit untuk bekerja dengan pembalap lain. Selain cepat, ia juga kharismatik, menarik dan cerdas. Kualitas yang membuat setiap menit Anda bersamanya akan menarik dan mengasyikkan," jelas Brivio. Share


Share

Rainey: Rossi Mampu Juara Bersama Ducati



Valentino Rossi diyakini akan mampu menambah gelar juaranya usai pindah dari Yamaha ke Ducati. Keyakinan itu dilontarkan oleh juara dunia tiga kali 500cc Wayne Rainey.

Semenjak pensiun dari balapan pada tahun 1993, Rainey tetap menjadi pengamat setia MotoGP. Ia pun tidak absen menyimak jalannya balapan musim ini, yang lantas dimenangi oleh Jorge Lorenzo.

Berakhirnya balapan musim 2010 juga menandai selesainya kerjasama beberapa pembalap dengan pembalapnya. Rossi, misalnya, yang hijrah dari Yamaha ke Ducati.

Kepindahan juara dunia tujuh kali di kelas primer itu sendiri menuai sejumlah penilaian berbeda. Ada yang menilai kalau Rossi akan "tamat" setelah hijrah dari Yamaha yang sudah memberinya empat gelar juara, tapi ada juga yang optimistis pembalap berusia 31 tahun tersebut masih bisa unjuk gigi. Rainey termasuk golongan kedua.

"Ia akan ada di (atas) sana. Jika Rossi memiliki hasrat dan naluri yang ia tunjukkan di masa lalu, ia akan ada di sana. Toh ia tetaplah pembalap yang sama, ia takkan lupa bagaimana cara melakukannya. Maksudku ia dalam kondisi prima," tegas Rainey di Sportrider.

Usia Rossi, imbuh Rainey, juga takkan jadi penghambat lajunya nanti karena kualitas yang ia miliki masih memungkinan Rossi untuk jadi jawara. Pun jika Rossi hanya bisa finis di posisi tiga klasemen akhir musim lalu, itu lebih dikarenakan Yamaha sendiri yang memiliki dua pembalap hebat di tim yang sama.

"Aku pikir saat musim ini ia cedera, itu sudah menghambatnya. Ada Lorenzo di motor yang sama, jadi ada tim yang sama yang sedang memburu titel juara perdananya. Apakah itu pertarungan yang adil? Aku pikir tidak."

"Semuanya adil sampai dengan Rossi bikin kesalahan itu. Dan apa yang membuatnya bikin kesalahan? Mungkin sedikit karena (memikirkan) rekan setimnya. Jadi kali ini ia sudah pasti berpikir dengan cara sedikit berbeda. Semua tergantung Rossi," simpul Rainey. Share


Share

Stoner: Rossi Sulit Menang di Ducati



Bersama dua tim yang sudah dibelanya, Valentino Rossi selalu bisa beradaptasi dengan baik dan langsung rajin mengumpulkan kemenangan. Sebuah kondisi yang diprediksi akan sulit dia ulang bersama Ducati.

Tahun 2004 Rossi memutuskan hijrah dari Honda untuk memperkuat Yamaha. Meski diprediksi bakal kesulitan atau setidaknya butuh waktu untuk beradaptasi, dia ternyata langsung menyabet gelar juara dunia.

Kondisi tersebut merupakan "ulangan" saat Rossi naik kelas dari 250 cc ke 500 cc. Meski cuma bisa duduk di posisi dua pada musim 2000, The Doctor jadi juara dunia setahun berselang.

Namun untuk musim 2011, Rossi diprediksi bakal menjalani musim yang lebih berat dari sebelum-sebelumnya. Casey Stoner bahkan berani menyebut kalau pesaingnya itu bakal sulit memenangi balapan.

"Saya tak yakin dia (Rossi) akan bisa meraih jumlah kemenangan yang sama seperti yang sudah dilakukan saat memperkuat Yamaha," sahut Stoner di MCN.

Adaptasi Rossi dengan motor Ducati memang terancam tak semulus seperti saat dia baru menunggangi Yamaha. Itu terkait cedera parah yang dia alami dan operasi yang baru dijalani.

"Kompetisinya sangat ketat. Tak banyak musim di mana orang menyebut kalau kompetisinya lebih tinggi dibanding apa yang ada kini, dan satu kesalahan akan membuat semuanya berakhir."

"Kita tunggu dan lihat saja apa yang mampu dia lakukan dengan motor ini. Sama seperti saya, ada tantangan besar menantinya," tuntas pembalap yang musim depan membela Honda itu. Share


Share

Mencoret Rossi Adalah Kesalahan



Tak sedikit kalangan yang meragukan penampilan Valentino Rossi bersama tim barunya di musim balapan tahun depan. Meski begitu The Doctor diyakini masih akan menjadi kandidat kuat juara.

Tahun ini, kerja sama Rossi dengan Yamaha resmi berakhir. Di usianya yang semakin senja, pembalap Italia ini memutuskan bergabung dengan tim dari negara asalnya, Ducati sepanjang musim 2011.

Bulan lalu, Rossi menjalani debutnya menungganggi Desmosedici di Sirkuit Valencia. Hasilnya kurang menggembirakan. Ia tercecer di urutan 15 dari 17 pembalap yang melakukan ujicoba.

Kondisi ini diperburuk dengan cedera bahu parah yang sempat menimpanya. Meskipun operasinya sukses, tetapi faktor itu akan diyakini menjadi penghambat Rossi bisa tampil seperti sedia kala.

Kendala lain muncul dari motornya. Mekanik andalan Rossi, Jeremy Burgess mengakui motor Ducati berat untuk belok.

Casey Stoner menjadi salah satu orang yang menyangsikan penampilan Rossi. "Saya tak yakin dia (Rossi) akan bisa meraih jumlah kemenangan yang sama seperti yang sudah dilakukan saat memperkuat Yamaha," sahut Stoner

Tak sependapat dengan rider Honda itu, Wayne Gardner menaruh keyakinan tinggi kepada juara enam kali MotoGP tersebut. Mantan juara dunia 500 cc ini percaya bahwa seiring dengan berjalannya waktu dan pembenahan di motornya, Rossi masih mampu bersaing.

"Anggapan-anggapan itu sepertinya menilai keputusan Rossi hijrah akan menjadi perjudian yang gagal dan tahun depan akan menjadi kekecewaan besar buat dia," tulis Gardner di situs pribadinya yang dikutip Crash.

"Percayalah, pemikiran seperti ini adalah sebuah kesalahan besar. Di saat orang berharap Rossi akan mulus saya tidak heran jika dia berhasil."

" Saya pernah mengendarai motor Ducati dan tahu motor itu memang sedikit aneh. Butuh adaptasi untuk menggunakannya dan membutuhkan teknik yang lain supaya dapat membuatnya melaju kencang," tutup pria yang kini berusia 51 tahun itu. Share


Share

Burgess Akui Ducati Berat buat Belok



Tujuh tahun mengendarai Yamaha, Valentino Rossi merasa belum sreg dengan tunggangan barunya, Ducati. Mekanik andalan Rossi, Jeremy Burgess, mengakui motor Ducati berat buat brbelok.

Rossi yang akan membela Ducati mulai tahun depan sudah menjajal motor Ducati bulan lalu dalam tes di Valencia. Dalam kondisi bahu yang masih cedera, Rossi praktis bagai mengendalikan motornya dengan satu tangan saja.

Padahal, Ducati adalah sebuah motor yang memiliki tenaga besar. Artinya, tenaga yang diperlukan untuk membuat Desmosedici bermanuver juga cukup besar.

"Motor Ducati membutuhkan fisik lebih buat dikendarai dibanding motor-motor Jepang. Membelokkan motor adalah salah satu isu yang harus kami garap," ungkap Burgess seperti dilansir Speed TV.

"Anda harus sedikit memaksanya dan itu menambah tekanan yang tidak kami duga. Kami tidak ingin mengambil risiko," tukas ahli motor berkebangsaan Australia itu.

Meski ada keluhan, Burgess mengklaim kalau Rossi merasa ada banyak hal positif dari Desmosedici. Sebagai catatan, Burgess adalah mekanik andalan Rossi selama satu dekade terakhir dan telah bekerja sama dengan pembalap 31 tahun itu sejak di Honda.

"Valentino bilang kalau motor ini punya cengkeraman mantap di bagian belakang dan mesinnya sempurna," pungkas Burgess. Share


Share

 
Powered by Blogger